PONTIANAK - Pemerintah Kota Pontianak melakukan launching Launching Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) Berkah Khatulistiwa.
Menurut Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Aswin Djafar program SLRT ini sudah berjalan sejak enam bulan lalu.
"SLRT ini sebetulnya sudah berjalan sejak enam bulan lalu, anggotanya ada 50 orang lebih," ucap Aswin Djafar saat diwawancarai setelah launching SLRT di Halaman Kantor Dinas Sosial Kota Pontianak, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Selasa (15/10/2019).
Selain melakukan launching SLRT, acara Dinsos Kota Pontianak kali ini juga menyerahkan bantuan secara simbolis pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang diserahkan langsung Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono dan dihadiri pula Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalbar.
Saat ini angka kemiskinan di Kota Pontianak masih 29.300 ribu jiwa berdasarkan data 2018, Pemerintah Kota Pontianak dan pemerintah pusat telah menggelontorkan berbagai program untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Lanjut Aswin jelaskan, launching sistem layanan terpadu ini diharapkan mampu mengakses mereka yang membutuhkan dan menanganinya.
"Bisa juga mereka datang di Dinsos dan kita merespon dengan turun kelapangan kembali, kemudian kalau ada persoalan kita bantu uruskan. Misalnya KTP, KK tidak ada dan kita membantu sampai administrasi rampung serta mendapatkan penanganan," tegasnya.
Sistem Layanan Rujukan Terpadu, ini membantu memberikan layanan pada masyarakat, para relawan bisa melayani semuanya, kesehatan, pendidikan, rumah, KTP dan lainnya.
"Contohnya, masyarakat sakit, tidak mempunyai dana untuk berobat maka laporkan pada Dinsos dan kita akan lengkapi administrasinya untuk mendapatkan bantuan. Sasarannya, bukannya penduduk miskin, tapi semuanya yaitu penyandang masalah kesejahteraan sosial," ujar Aswin.
Ia mencontohkan misalnya, orang datang terlantar, orang dengan gangguan jiwa termasuklah para pengemis.
"Total anggota SLRT ini ada 50 lebih, merela diberikan tali asih dari Kemensos Rp300 ribu perbulan dan APBD Kota Rp300 perbulan sehingga relawan SLRT mendapatkan Rp600 perbulan," jelasnya.
Kemudian pada acara yang sama ada seremonial penyerahan bantuan pada masyarakat Kota Pontianak, serta menghasirkan pula para warga yang akan dilatih menjadi Satpam.
Aswin Djafar menejaskan memang bantuan khususnya dari APBN memang masih ada yang tidak tepat sasaran.
Bahkan ada 40 persen data kementerian sosial yang tidak tepat sasaran. Oleh karena ini, dalam setahun Kota Pontianak ada dua kali evaluasi para penerima bantuan.
"Misalnya orang mampu mendapatkan bantuan, maka kita alihkan pada yang lainnya. Kementerian mengakui ada 40 persen data error atau tidak tepat sasaran. Untuk di Kota Pontianak tim SLRT langsung memverifikasi dilapangan terkait kondisi keluarga yang bersangkutan," ujarnya.
Kalau ditemukan tidak layak mendapatkan bantuan maka diusulkan untuk dipindahkan.
Poin to Point
Anggota SLRT add 50 orang.
Perbulan mendapatkan tali asih Rp600 ribu.
Tugasnya membantu masyarakat dan memberikan layanan terpadu serta memverifikasi.
Ada 29.300 warga miskin di Kota Pontianak.
Bantuan Sosial pada masyarakat 2019.
Penerima Program Keluarga Harapan di Kota Pontianak 9331 orang, total anggaran Rp32.647.150.000.
Bantuan Pangan Non Tunai untuk 14.274 orang dengan total anggaran Rp18. 841.680.000.
Bantuan Kelompok Usaha Bersama untuk 30 kelompok dengan total anggaran Rp600.000.000.
Bantuan JKN KIS PBI APBN 98.184 jiwa dengan total Rp27.101.544.000.
Bantuan JKN KIS PBI APBD Kota Pontianak, 18.841 jiwa dengan total Rp5.200.116.000
Sumber : https://pontianak.tribunnews.com/2019/10/15/berikan-pelayanan-pada-warga-miskin-pemkot-pontianak-launcing-sistem-layanan-baru